Sukuk negara berperan penting mempertahankan pertumbuhan industri keuangan syariah Indonesia tahun lalu.
Chairman Center for Islamic Studies in Finance, Economics and Development Farouk Alwyni mengatakan pada 2015 jumlah penerbitan sukuk negara telah melampaui nilai aset perbankan syariah Indonesia. Dengan demikian sukuk negara saat ini menjadi pemain dominan di industri keuangan syariah tanah air. Ia pun memperkirakan tren ini akan berlanjut pada 2016.
“Sukuk negara sampai dengan akhir 2015 telah memainkan peran penting dalam memperkuat perkembangan Keuangan Syariah domestik. Saya melihat trend ini akan berlanjut di 2016, paling tidak kita sudah sudah melihat rencana pemerintah untuk mengeluarkan Sukuk Ritel dengan target sekitar Rp 22 triliun dan Sukuk Global sekitar USD 2 miliar,” katanya kepada MySharing.
Secara kumulatif pertumbuhan penerbitan sukuk negara telah melampaui aset perbankan syariah. Hingga 22 Oktober 2015 pertumbuhan sukuk negara telah mencapai 39,8 persen, naik dari catatan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 34,3 persen. Catatan berbeda terlihat di perbankan syariah, yang tumbuh 12,4 persen pada tahun lalu.
Pada tahun ini total rencana penerbitan surat berharga negara Indonesia mencapai Rp 532 triliun. Dari jumlah tersebut, porsi pemerbitan sukuk sebesar 24 persen, atau kurang lebih Rp 130 triliun. Jumlah itu akan dipenuhi dari penerbitan sukuk di pasar domestik, sukuk ritel, dan valas.
Dalam lelang surat berharga syariah negara teranyar yang dilakukan pada 26 Januari 2016, pemerintah menyerap dana sukuk sebesar Rp 4,05 triliun dari penawaran yang masuk mencapai Rp 13,6 triliun. Sementara, di lelang sebelumnya pada 12 Januari 2016 pemerintah menyerap dana sebesar Rp 4 triliun dari total penawaran sebanyak Rp 7,9 triliun. Mulai 19 Februari 2016 pemerintah pun akan mulai membuka penawaran sukuk ritel.
Sumber :
http://akucintakeuangansyariah.com/21154/sukuk-negara-perkuat-keuangan-syariah-indonesia/