HMINEWS.Com – Tiga persoalan ekonomi utama yang kalangan miskin (termasuk di dalamnya pengusaha mikro) di Indonesia ada tiga. Yaitu tiadanya budaya menabung, tidak adanya perencanaan keuangan serta absennya lembaga yang peduli pada mereka. Maka untuk mengentaskan kemiskinan harus dimulai dari ketiga hal tersebut.
Pertama, budaya menabung. Bagi kalangan miskin ini memang menjadia persoalan yang tidak mudah, sebab, boro-boro mau menabung, sedangkan untuk menutupi kebutuhan paling pokok saja selalu pas-pasan atau kekurangan. Dari itu, Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Ventura menerapkan kebijakan penyadaran menabung.
“BMT dan Tamzis dalam hal ini mempunyai kebijakan yang agak berbeda, kami hanya memodali mereka yang sudah terbangun budaya menabungnya,” ujar Ketua Perhimpunan BMT, Saat Suharto, dalam diskusi CISFED di PERBANAS Institute, Jakarta, Sabtu (30/6/2012).
Dengan semangat menolong diri sendiri (self help), para pengusaha mikro tadi diajak meningkatkan kapasitas usaha mereka dengan layanan pendampingan, pelatihan dan tambahan modal. Maka dari kegiatan tersebut, sekaligus menanamkan nilai untuk mengatasi persoalan kedua, yaitu perencanaan keuangan.
Sebab hampir selalu tidak ada pemisahan antara modal usaha dan kantong pribadi, serta pemakaiannya sering campur aduk. Modal bisa uang pribadi dan keuntungan kadang masuk ke kantong tanpa perincian yang jelas pula untuk pengembangan usaha selanjutnya.
Bantuan yang diberikan berupa layanan tabungan atau simpanan bagi masyarakat dan anggota BMT/Tamzis, layanan sarana untuk mengatur atau merencanakan keuangan serta layanan pembiayaan usaha mikro.
‘Tanpa terasa,’ serius menggarap kalangan pengusaha mikro, ternyata BMT bisa bertahan 20 tahun lebih dan terbukti kalangan pengusaha mikro mampu melewati krisis ekonomi 98 dan 2008, bahkan asetnya terus bertambah.
Tentu, lembaga yang didirikan karena kepedulian pada nasib kaum kusam yang terabaikan akibat sistem ekonomi konglomerasi tersebut bukan tanpa kekurangan. Sebagaimana normalnya, mengalami fase pertumbuhan, booming, decline dan kini terus tumbuh berkembang.
Perhimpunan BMT bahkan kini telah meluncurkan Haluan BMT 2020 untuk makin mengembangkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan mengajak semua pihak termasuk pemerintah, DPR dan masyarakat