Tahun 2015 yang menjadi tahun terburuk bagi pasar Sukuk sejak 2010 dinilai turut mempengaruhi tendensi proyeksi Sukuk di tahun ini.
Pengamat ekonomi syariah dan Ketua Dewan Pembina Center for Islamic Studies in Finance, Economics, and Development (CISFED), Farouk Alwyni mengatakan, di tahun ini terdapat beberapa prediksi yang berbeda antara satu lembaga dan lembaga lainnya dalam memperkirakan pasar sukuk dunia di tahun 2016. Ia sendiri justru menilai pasar Sukuk di tahun ini mempunyai potensi untuk ‘rebound’.
Menurutnya, hal-hal yang bisa menjadi pertimbangan akan proyeksi tersebut, di antaranya adalah penurunan harga minyak yang terus berlanjut. “Ini akan memaksa pemerintah maupun sektor swasta besar di Gulf Cooperation Council (GCC) untuk mencari alternatif lain pendanaan, maka Sukuk adalah satu opsi yang konkrit bagi mereka,” katanya dalam surat elektronik kepada MySharing, Jumat (29/1).
Ia menambahkan Pemerintah Sharjah (bagian dari Uni Emirat Arab) pun telah mengeluarkan Sukuk sebesar 500 juta dolar AS pada pertengahan Januari ini. “Di samping itu, ‘pipeline’ dari Sukuk korporasi juga sudah mulai bertambah, yang di antaranya adalah Oman Telecommunications Company (OmanTel), Saudi Electricity Company (SEC), Aluminium Bahrain (Alba), Barwa Bank Qatar, dan Boubyan Bank Kuwait,” jelasnya.
Di samping itu, dikeluarkannya peraturan di Kuwait yang akan mempermudah korporasi mengeluarkan Sukuk juga berpengaruh bagi pasar Sukuk global. “Selama ini ketiadaan ‘legal framework’ untuk Sukuk korporasi merupakan satu sebab utama terbatasnya Sukuk korporasi di Kuwait,” tukas Farouk.
Selain itu, lanjut dia, dengan dicabutnya sanksi terhadap Iran, maka membuka kemungkinan Iran mengoptimalkan pasar Sukuk global dalam kerangka pendaanan anggaran mereka, yang juga terkena dampak penurunan harga minyak. “Ada pula beberapa negara yang diprediksi akan mengeluarkan Sukuk pertama-nya di tahun ini, di antaranya adalah Kazakhstan, Nigeria, Oman, Tunisia, Maroko, Mesir, dan Yordania,” papar Farouk.
Sumber :